Galang Oh Galang

Image

Saat aku membuka sebuah file dilaptopku, terdapat sebuah image yang membuatku teringat lagi dengan seseorang. Ya dia adalah Galang, kami berteman dari bangku sekolah dasar hingga kami beranjak dewasa. Karena sesuatu hal, kami terpisah untuk selama-lamanya, disebabkan oleh kecelakaan yang menimpanya beberapa tahun lalu.
Aku mulai teringat lagi kenangan tentang dia, Galang adalah seorang teman yang lucu, mudah bergaul, gokil, dan setia kawan, ya walaupun parasnya tak setampan Vinno G Bastian, tapi dia bisa aku katagorikan sebagai playboy. Semenjak dibangku SMA kelas 1 dia sering kali gonta-ganti kekasih, tapi sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Itulah pribahasa yang tepat untuk dia.
Kira-kira 5 tahun yang lalu, Galang masih duduk dibangku SMA kelas 1, dan berstatus sebagi wakil ketua osis. Dan Galang kala itu telah memiliki seorang kekasih bernama Ajeng, aku lihat mereka begitu mesra seolah-olah areal sekolah milik mereka berdua. Hmmmm, itu ketika jam sekolah, tapi ketika bel tanda pulang sekolah sudah lain lagi ceritanya. Ya namanya juga Playboy gan, kalau hanya 1 pacar saja enggak mungkin kan aku panggil Playboy.
Dia adalah Jenny, pacar Galang yang tinggal sekomplek dengan kita. Ketika bermain basket di areal komplek kami, aku sering menjadi Obat nyamuk saja, “ah dasar galang, selalu aja seperti ini” gerutuku setiap kali Jenny dan galang mulai berdua-duaan. Tapi disaat kami mulai beranjak kelas 2, menjadi lain lagi ketika ada murid baru yang yang bernama Maia tobing, berparas cantik dan sexsy gan, dan dari sinilah semuanya bermula, hancurnya reputasi dia sebagai playboy..
Dalam waktu yang relatif singkat, galang diam-diam mulai menaruh hati pada Maia. Setiap hari Galang mulai atur strategi buat meluluhkan Maia, tapi sial untuk kali ini, cewek yang satu ini benar-benar membuat Galang klepek-klepek. Dan mulai merasakan arti cinta, hehehehe istilahnya kena batunya..
Setelah 3 bulan semenjak mereka bertemu, Maia masih begitu sulit ditaklukkan oleh Galang, karena tahu kalau galang adalah Playboy.. Tapi galang tak pernah putus asa., berbagai cara dia lakukan, tapi enggak sampai ke Dukun gan.
Ku dengar sayu-sayu suara Maia yang sedang asyik ngobrol bersama galang dari atas motorku,
“Kenapa kamu pilih gue untuk menjadi pacarmu?..” Ujar Maia
“Waduh ini masalah hati Mai (pangilan Maia.red) jadi kagak bisa dibohongi” Galang
“Gue tahu siapa elho gal, Playboy adalah predikat yang elho sandang”
“Tapi kali ini beda Mai!..”
“Beda?.. Keliatannya elho belum juga tobat ya”
“Percayalah mai, kali ini benar-benar cinta yang tulus dan tumbuh dari hati gue yang paling dalam”
“Oh iya kah?.. Tapi mending cinta itu buat ajeng saja, yang lebih pantas”
“Tapi cinta ini bertuliskan namamu mai”
“Okey, gue ingin lihat seberapa besar cinta itu untukku”
“Dengan cara apa mai, agar km percaya?..”
“Buktikan ke gue kalau semua cewek yang sekarang masih berstatus pacar elho, elho putusin semua”
“Okey gue sanggup mai!..”
“Eits tunggu dulu, masih belum cukup sampai disitu, gue pengen bukti secara nyata kalau elho sudah putusin semuanya dengan baik-baik minimal secara tertulis dan bubuh’I dengan tanda tangan mereka, sanggup?..”
“Aduh kenapa kok pakai tanda tangan segala sih mai?..” Protes Galang
“Dengan begitu gue tahu, kalau cara elho putuskan mereka secara baik-baik, tunjukkan kalau elho genthelman, bukan banci”
“Oh my god” gerutu Galang, yang dirasa berat banget syarat yang diberikan oleh Maia.
“Berani terima syarat gue?..”
“Sanggup!!!..” Suara lantang Galang
“Ingat 2 minggu waktumu” seru Maia sembari meninggalkan Galang.
Hmmmm, iya kan kali ini Galang benar-benar dalam situasi yang begitu sulit. Disatu sisi dia mulai benar-benar mencintai Maia, dilain sisi dia harus padamkan api yang telah dia kobarkan sendiri, memutuskan pacar-pacarnya dengan jalan damai.
Dan aku rasa Galang memang benar-benar serius memulai aksinya tersebut..

Hari pertama..

Handphone Ajeng berdering, dengan sigap Ajeng menerima teleponnya, yang ia tahu sang penelepon adalah galang.
“Haii Ajeng ntar sore kamu ada acara enggak?..”
“Enggak ada sayang, ada apa?..”
“Kita jalan yuk!..”
“Kemana sayang?..”
“Cafe biasanya, bisa kan Jeng?..”
“Okey sayang, jemput aku jam 8”..
Selang beberapa jam Ajeng dan Galang mulai terlibat pembicaraan yang serius. Benar saja, terdengar bunyi sebuah tamparan, hanya 1 kali tamparan saja masih untung, secangkir kopi pesanan Galang pun telah membasahi kemejanya karena ulah Ajeng, beserta umpatan-umpatan pedas pun membombardir Galang.
“Kamu berengsek gal”
“Maafin gue Jeng, hubungan ini memang enggak bisa dilanjutin” Suara Galang begitu lirih
“Kamu anggap gue apa selama ini?..”
“Sekali lagi jeng gue minta maaf yang sebesar-besarnya, dan ini gue ingin minta tanda tangan darimu, sebagai bukti kalau kita sudah putus” Ucap Galang sembari menyodorkan selembar kertas HVS.
“Setelah apa yang elho lakuin ke gue, dengan entengnya elho minta tanda tangan”
“Please Ajeng, ini semua gue lakuin untuk Maia, agar dia bisa menerima gue sebagai kekasihnya!..”
Tangan Ajeng pun kembali menampar Galang, sembari meninggalkan Galang sendiri. Galang tertunduk lesu sambil memandang kepergian Ajeng sampai tak terlihat lagi.

Hari ke – 2

Disebuah taman terdengar lagi sebuah tamparan yang mendarat tepat dipipi Galang, ya Jenny adalah pelakunya. Saat itu aku sedang bermain basket diareal taman, ku dengar pula umpatan Jenny yang terbakar emosi. Seperti sebelumnya Galang menyodorkan kertas HVS, tanpa banyak kata-kata Jenny menyobek HVS tersebut dan melempar sobekan kertas kemuka Galang.
Tanpa ragu, Jenny pun meninggalkan Galang tampa pamit. Galang berjalan dengan muka tertunduk menghampiri aku.
“Gagal lagi ya bro” tanyaku
“Seperti apa yang elho lihat sekarang brath”
“Sepertinya ini adalah karma bro”
“Maybe yes maybe no”
“Lantas apa rencanamu besok?..”
“Seperti yang kamu ketahui brath. Siska, Cinta dan juga Indah masih belum menampar pipiku!..”
Nada Galang yg semakin lirih aku dengar.
“Kamu harus optimis bro!..”
“Ini baru dua cewek brath, dan seperti yang kamu ketahui pula mereka masih marah dan belum bisa aku mintai tanda tangan , dan belum bersedia memaafkan aku”
“Ayo bro semangat, aku yakin kamu bisa, dan aku yakin kamu bisa meluluhkan hati Maia”
“Thank’s brath!..”
Kamipun akhirnya meninggalkan taman dan menuju rumah masing-masing..

Hari ketiga

Galang sepertinya akan memulai aksinya lagi, kali ini adalah waktu untuk Cinta, entah urutan keberapa Cinta ini sebagai pacar Galang, tapi yang jelas Cinta ini adalah seorang Mahasiswa semester 3. Playboy cap Kencur ini ada-ada saja seleranya.
Dengan motor Galang mulai menjemput Cinta, merekapun menuju sebuah bioskop, entah strategi apa lagi yang akan Galang lakukan. Tapi ada hal yang aneh untuk strateginya kali ini, karena indah dan siska terlihat pula ada diMall tempat Galang dan Cinta nontot film dibioskop.
Benar saja seusai mereka nonton, Galang dan juga Cinta menuju salah satu gerai makanan cepat saji, dan disitu pula tampak Indah yang sedang duduk dimeja no 3, dan Siska di meja no 4.. Kedatangan Galang dengan seorang cewek cukup membuat Indah dan Siska berdiri dari tempat duduk masing-masing. Galang memesan sebuah meja yang luas tepat di no 13.
“Kamu tunggu disini dulu ya Cinta” Pinta Galang pada Cinta.
Galang meninggalkan Cinta dan menuju meja no 4 tempat Indah pesan..
“Indah gue pengen ngomong sesuatu”
“Siapa cewek itu Gal?..”
“Maka dari itu gue ingin bicara sesuatu tapi bukan disini, tapi dimeja no 13”
Tampa banyak tanya lagi Indah beranjak dari tempat duduknya dan menuju meja no 13. Kali ini giliran Siska.
“Siska kita ngobrol bentar ya”
“Apa maksudmu bawa cewek itu?..”
“Sudahlah semuanya akan tahu setelah kamu tepat duduk dikursi di meja no 13”
Galang dan Siska pun menuju meja no 13.
“Kalian bertiga pasti belum saling kenal kan?..”
“BELUM” jawab mereka dengan serempak,
“Kalian juga enggak tahu kan kenapa gue kumpulin disini?..”
“Enggak” kompak betul ketiga cewek itu saat menjawab,
“Okey, Kalian satu menit yang lalu adalah pacar gue, dan tepat saat ini aku ingin bilang kalau kalian sekarang hanyalah seorang teman buat gue”..
Tahu apa yang terjadi gan?…
Ya umpatan demi umpatan tertuju kepada Galang dari ketiga cewek itu.
“Tenang, tenang, tenang” Galang memyela diantara puluhan umpatan yg mereka berikan kepada Galang,
“Okey kalian pasti marah, kesal, atau bahkan membenci gue, tapi kenyataannya gue selama ini enggak cinta pada kalian bertiga, dan sekarang gue sedang PDKT dengan seorang yang benar-benar gue cintai, satu lagi gue ingin kalian beri tanda tangan dikertas ini” ucap Galang sambil menaruh bolpoin dan kertas HVS ditengah meja.
“Oh memang berengsek kamu ya” bentak Siska hingga seisi gerai makanan cepat saji itu memandang ke arah Galang dan ketiga cewek itu.
Terlihat betul kemarahan ketiga cewek tersebut, tapi belum ada tindakan dari mereka. Sesampainya pesanan mereka, barulah Cinta menuangkan jus Apel yang ia pesan ke rambut Galang hingga habis, apa yang terjadi?.. Hehehehe pasti bajunya basah Gan, sebelum Cinta pergi ia mengungkapkan sebuah kata,
“Berengsek lho” setelah mengucap kata itu Cintapun meninggalkan meja tersebut.
“Kamu coba berdiri sayang” pinta Indah
“Emang kenapa Indah”
“Berdiri aja deh sayang”
Galangpun berdiri, dan Indah mulai mendekatkan mulutnya ke telinga Galang..
“Anjing lho” umpat Indah sembari menendang tepat di bagian Vital Galang.
“Auuuuwwwww!!!…” Teriak Galang sembari jongkok dilantai, dan siska pun menghampiri Galang yang sedang merasakan sakit.
“Mereka berdua enggak sama kayak gue” bisik Siska,
Galang memandang Siska, dan berkata “Terima kasih ya sis”
“Tapi gue ada syarat!..”
“Apapun akan gue lakuin demi mendapatkan cinta gue”
“Permintaan gue cukup simple kok, anterin gue pulang kerumah, and langsung gue beri tanda tangan sekarang” pinta Siska sambil tanda tangan di kertas yang telah Galang siapkan.
“Sekali lagi gue bilang terima kasih sis, dan gue minta maaf atas kesalahanku”
Merekapun berjalan kekasir, dan meninggalkan gerai tersebut, dengan sedikit terpincang-pincang Galang berusaha menyembunyikan rasa sakit di organ Vitalnya tersebut telah sampai diparkiran motor.
Sesampainya dirumah Siska, Galang melihat kakak Siska dan teman-temanya telah bersiaga digerbang rumah Siska, sesampai dihalaman rumah Siska, Siska pun segera masuk kerumah dengan jalan yang sangat cepat. Terlihat Kakak siska dan teman-temannya menghampiri Galang. Seolah-olah Galang sudah mengetahui maksud kakak Siska. Galang pun turun dari motornya, dan apa yang terjadi Gan?..
Galang mendapatkan bogem mentah tepat di mata sebelah kiri, dan disusul oleh serangan yang membabi buta dari teman-temannya. Tak tahu berapa kali pukulan yang Galang terima, yang jelas Galang kini sudah terkulai lemas dihalaman rumah Siska.
Siska keluar dari rumahnya dan menghampiri Galang yang sudah tak berdaya lagi.
“Hati gue lebih sakit dari apa yang lho rasakan saat ini” bisik Siska tepat di telinga Galang.
“Thank’s Sis, setidaknya gue sudah dapatkan tanda tanganmu”
“Tenang gue akan panggil teman lho untuk jemput elho”..
“Thank’s” ucapan Galang sebelum dia pingsan.

Hari ke 4

Galang masih terkulai lemas di kamar salah satu rumah sakit dikota kami. Tak berapa lama akhirnya dia siuman setelah semalaman dia pingsan,
“Haii bro, udah siuman lho”
“Dimana gue brath?..”
“Eh sok imut banget sih lho bro, kayak disenetron-senetron aja lho bro”
“Hehehehe” Galang tertawa kecil.
Lega sekali aku melihat temanku ternyata sudah siuman dan tidak terjadi luka yang begitu serius.
“Sepertinya dihari yang ke – 4 ini lho harus istirahat dulu bro”
“Tapi waktu gue enggak banyak brath!..”
“I know bro, tp liat dong kondisi elho saat ini bro” ujarku sambil mengupas kulit apel untuknya.
Tepat pukul 19:00 aku ijin pulang untuk mandi dan ada sesuatu yang harus aku lakukan.
“Bro gue pulang dulu ya!..”
“Pulang, bagus kalo gitu, bau badan lho bikin gue pingsan, hehehehe..”
Akupun bergegas pulang, lega sekali aku melihat Galang yang sudah mulai membaik kondisinya. Baru kali ini aku lihat dia dikeroyok 5 orang tampa membalas sedikitpun, padahal dia kan jago karate. Hmmmm aneh sekali dia, tapi aku bisa tarik kesimpulan kalau cinta yang tumbuh dari hati yang paling dalam itu bisa merubah segalanya.
Sesudah aku mandi, aku lansung menuju sebuah cafe, memang baru kali ini aku ke Cafe tampa Galang, dan ini karena aku ingin manemui seseorang, mungkin kamu penasaran ya Gan, siapa sih yang aku ajak ketemuan ini..
Dia terlihat begitu anggun dan mempesona, kukagumi wanita ini, dia begitu sempurna..
Dia adalah Maia..
Eits jangan berprasangka buruk dulu, sebetulnya aku dan Maia sering jalan bareng, dan itupun tampa sepengetahuan Galang, ternyata eh ternyata begitu Maia lulus SMP dia masuk ke sekolah yang sama, dan yang membuat aku terpukul gadis incaranku dari dulu itu adalah orang yang dicintai Galang, maka dengan pelan-pelan tapi pasti aku mulai menjahui pujaan hatiku untuk sahabatku.
“Kamu tahu enggak pesek, kalau sekarang Galang masuk rumah sakit karena mutusin adeknya preman”
“Oh ya?.. Trus gue harus bilang woooww gitu tha kak”
“Enggak usah bilang woooww, pintaku cuma jenguk dia, beri semangat untuknya”
“Ogah ach kak, kakak kan tahu kalau pesekmu ini cintanya cuma buat kakak”
Bagai disambar petir saja Gan aku, sedikit bocoran Maia sudah berulang kali menyatakan cinta ke aku, tapi aku beranggapan kalau dia itu masih terlalu kecil buatku, gengsi dong Gan. Apalagi tahu kalau Maia ternyata adalah orang yang dicintai sobatku. Dan aku panggil dia Pesek, ya walaupun hidungnya tidak pesek sih. Hehehehe, hanya panggilan akrab saja.
Setelah aku bujuk, Maia pun dikeesok harinya mengunjungi Galang.
“Gimana keadaanmu Gal?..”
“Kamu bisa lihat sendiri bagaimana keadaanku sekarang, mulai membaik, dan itu petanda aku siap lanjutkan persyaratan yang kamu minta”..
“Jangan terlalu dipaksa”
“Demi cintaku padamu aku rela melakukan apapun, walau nyawa ini taruhannya..”
“Ya sudah kamu istirahat dulu, supaya hari esok kamu lebih semangat lagi, aku balik dulu ya Gal” pinta maia sembari berpamitan..
Aku mulai merasa iba dengan Galang. Aku berpikir, bagaimana agar Galang cepat menyelesaikan syarat dari Maia..
Tepat pukul 19:00, aku melihat Ajeng, Jenny, Cinta dan Indah mulai datang menemui Galang dirumah sakit. Ini semua adalah usahaku untuk menyatukan cinta Galang ke Maia, meskipun begitu berat aku rasakan, tapi inilah caraku untuk menjaga hubungan persahabatan. Aku meminta keempat cewek tersebut agar mau memaafkan Galang..
Galang sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit, ia juga sudah menyelesaikan persyaratan yang diberikan oleh Maia. Tampa ragu Galang langsung menemui Maia, memperlihatkan persyaratan yang Maia inginkan.
“Mai, ini adalah persyaratan yang kamu minta”
“Good job boy”
“Jadi mulai sekarang sudikah engkau jadi kekasihku?..” Permintaan Galang terhadap Maia, sembari memberikan setangkai mawar merah yang telah ia persiapkan
“Hmmmm!!!!….”
“Jika kamu menerima cintaku maka ambillah bunga ini, jika tidak maka kamu jangan kau ambil bunga ini”
“Baiklah Gal, karena usaha kerasmu, aku menerimamu”
“Sungguh, maka ambil bunga mawar ini”
Maia dengan bergegas mengabil bunga itu, dan bisa dipastikan sekarang mereka adalah sepasang kekasih..
Sebelum adegan itu terjadi, hari sebelumnya aku telah pindah sekolah, aku ingin memendam masa laluku itu. Tentunya tampa sepengetahuan Galang, aku selalu berdoa agar mereka dapat bersama selamannya..

Tampa terasa sekarang telah mendekati ujian akhir sekolah, aku dan Galang masih sering bertemu sekedar kangen-kangenan, kami juga tetap berhubungan via telepon..
Tapi disaat inilah aku mulai merasa ada sesuatu yang aneh terjadi dengan Galang, tiba-tiba dia datang menemui aku, kulihat dia begitu pucat, dia seolah bukan Galang yang aku kenal dulu, kini dia lebih pendiam, perubahannya 360 derajat. Tapi aku tidak terlalu merespon hal tersebut.
“Brath kenapa elho enggak jujur terhadapku?..” Tanya Galang dengan suara datar
“Tentang apa bro?..”
“Maia adalah cinta pertamamu!..”
“Ach elho ada-ada saja bro” aku berusaha menyembunyikan hal tersebut.
“Kenapa kamu enggak mau jujur sih brath?..”
“Serius gue enggak ada apa-apa dengan maia”
“Kembalilah padanya brath!..”
“Dia adalah cewek yang elho impikan bro”
“Temui dia secepatnya brath, karena Maia begitu mencintaimu, cinta dia hanya untukmu”
“Itu bukan hak gue bro”..
“Pesenku brath, temui Maia secepatnya”
Aku hanya bisa memandangi wajahnya, cinta ini begitu rumit, antara Galang dan Maia sama-sama aku butuhkan, aku tidak mau hancurkan persahabatan yang aku bina selama beberapa tahun hanya karena wanita.
“Okey brath gue pamit dulu. Dan jangan lupa temui Maia sebelum dia benar-benar pergi jauh!..”
“Mau kemana maia bro?..”
“Seminggu lagi dia akan ke Australia, dan dia akan melanjutkan sekolahnya diasana”
“Woww lalu bagai mana denganmu?..”
“Dia adalah milikmu, bukan milikku lagi!..” Ucapannya yang terakhir terhadapku, dan dia segera beranjak pergi, ini terasa aneh, cinta segitiga ini harus segera aku akhiri.

Dua hari kemudian aku hendak menemui Galang, aku lihat rumah Galang begitu ramai, kulihat juga banyak diantara mereka yang mengenakan pakaian serba hitam, dalam hati terbesit pertanyaan-pertanyaan siapakah gerangan yang meninggal. Tampa ragu aku mulai masuk kehalaman rumah Galang, ku tanya seorang yang begitu ku kenal sebelumnya..
“Jenny ada acara apa ini?..” Tanyaku terhadap Jenny mantan kekasih Galang..
“7 hari” jawab Jenny singkat
“Siapa?..” Tanyaku makin penasaran
“GALANG!!!!….”
“Apa?…” Aku terkejut sekarang ternyata adalah hari ke 7 meninggalnya Galang, lantas siapa yang menemui aku 2 hari yang lalu.
“Jangan bercanda Jen”
“Serius gue, tanya saja sendiri”
Aku mulai memasuki rumah Galang, kulihat Ayah dan juga Bunda Galang masih sehat wal’afiat.
“Siapa yang meninggal tante?..” Tanyaku terhadap Bundanya Galang
“Galang!!., dan ini adalah hari ketujuhnya Galang”
Tanpa berpikir lagi aku langsung menuju pemakaman, betapa sedihnya hatiku, seakan-akan kepalaku penuh dengan pertanyaan yang tidak masuk diakal. Setibanya di pemakaman, kulihat seorang cewek berdiri tepat disebelah makam Galang, ya dia adalah Maia.
Kesedihanku tak terbendung lagi, hingga aku meneteskan air mata, aku menyesal dipertemuanku yang terakhir kali, aku begitu menyia-yiakannya..
“Kenapa ini bisa terjadi?.. Kenapa bisa Galang meninggal diusaianya yang masih muda?..”
“KECELAKAAN” jawab Maia
Aku menghela nafas panjang aku coba menenangkan diriku, aku benar-benar dibuat bingung oleh kejadian ini.
“Dia Kecelakaan ketika dia mengetahui bahwa aku mencintaimu, dan kamu rela mengalah demi persahabatan kalian, dia bermaksud menemuimu. Tapi na’as motor yang ia kendarai menabrak sebuah pembatas jalan, dan dia meninggal seketika di lokasi kejadian”
“Tapi dua hari yang lalu dia menemuiku, dia meminta supaya menemuimu sebelum pergi kamu pergi ke Australia”
“Aku mengurungkan niat itu, setelah aku berjanji akan menunggumu”
Aku dan Maia terdiam, kami hanya mampu memandangi batu nisan Galang..
Aku tahu ini begitu berat buat aku, aku bingung dengan ini semua, 2 hari yang lalu, dia menemuiku, dan sekarang adalah 7 hari kematiannya, pertanyaan itu sulit terjawab olehku.
Sekarang setiap satu bulan sekali aku mengunjungi makam Galang, kadang bersama istriku, atau anakku. Aku selalu mengenalkan kepada anakku bahwa Galang adalah sabat terbaik buatku untuk selama-lamanya..
Dan aku menikah dengan Maia 1,5 tahun yang lalu, dan kami telah memiliki momongan laki-laki, ia kuberi Nama Galang.
Aku juga memasang sebuah fota kami diruang tamu, agar aku selalu mengigat dia hingga akhir hayatku.
“Persahabatan sejati itu mampu berkorban satu dangan yang lain, karena persahabatan itu mahal harganya, hingga nyawa taruhannya”

Jika ada kesamaan nama atau kejadian, percayalah ini adalah sebuah cerita Fiksi.

Dikirim dari WordPress untuk BlackBerry.